Sejarah dan Perkembangan Kartu Nama, Jarang Banyak Orang Tahu

Kartu nama sangat bermanfaat untuk kepentingan berbisnis. Zaman berkembang dengan begitu cepat dan pesat. Mendirikan dan membangun usaha sendiri menjadi alternatif dan marak dipilih fresh graduate yang ingin bekerja mandiri dan bebas.

Bertemu banyak orang akan membuka jalan dan memberi kesempatan meluaskan jaringan. Semakin banyak jaringan, bisa dipastikan usaha akan semakin maju dan berkembang pesat. Semakin mudah pula akses jaringan dan lain sebagainya.

Hal ini merupakan kesempatan tak dapat disia-siakan. Cara paling mudah dan jamak dilakukan  untuk bertukar informasi salah satunya dengan bertukar kartu nama.

Apa Itu Kartu Nama?

Kartu nama berwujud sepotong kertas kecil berisi identitas dan informasi penting berupa nama lengkap, alamat, jenis usaha, dan nomor kontak (baik berupa e-mail pun alamat website). Kartu nama biasa dicetak pada kertas persegi dengan standar ukuran 9 x 5 cm. Namun juga tak menutup kemungkinan memiliki bentuk lain yang tak melulu persegi, misalnya bundar, segitiga atau berbagai macam bentuk lain sesuai kreatifitas pembuatnya.

Tambahan yang juga penting dan harus ada pada kartu nama bisa berupa desain menarik. Pergunakan warna mencolok (baik dengan penggunaan warna berani pun warna kalem). Tak lupa, bagi para pelaku usaha sertakan pula logo atau lambang perusahaan yang mewakili jenis usaha. Logo atau lambang perusahaan akan ditengarai sebagai ciri khas khusus yang akan diingat kuat oleh rekanan bisnis baru.

Pilihan font (jenis huruf) yang mudah dibaca. Semakin kreatif bukan berarti jenis huruf yang digunakan semakin rumit. Justru, semakin sederhana dan semakin mudah terbaca tulisannya, kartu nama akan jauh lebih bermanfaat. Penggunaan font atau jenis huruf yang baik akan membantu mempermudah keterbacaan informasi jenis kegiatan perusahaan.

Sejarah dan Perkembangan Kartu Nama

1. Abad 17

Kartu nama pertama kali dikenal oleh masyarakat Eropa pada abad ke-17. Tidak seperti penggunaan di masa sekarang, kartu nama di masa lalu memiliki fungsi tak sama. Pada masa kerajaan, bila salah satu bangsawan atau kaum aristokrat hendak berkunjung pada sebuah wilayah, mereka akan mengedarkan kartu nama tersebut sebagai woro-woro.

Kartu nama pada abad ini wajib dimiliki oleh golongan atas, semisal anggota kerajaan dan kaum bangsawan. Wujud kartu nama ini tidak berupa potongan kertas kecil, namun potongan kayu atau tembaga yang berisi informasi dan dicetak dengan jenis warna monokrom (berwarna tunggal).

2. Abad 18 dan 19

Kartu nama pada masa abad ke-18 mulai menggunakan kertas dan dicetak menggunakan tinta berbagai macam warna. Pada bangsawan kalangan atas, demi menunjang kedudukan dipergunakan tinta emas dan penggunaan jenis huruf yang berkarakter kuat.

Pada abad ke-19, mulai dikenal penggunaan kartu nama sebagai alat networking dalam berbisnis. Kartu nama biasa dibagikan oleh para pedagang untuk memudahkan pelanggan menghubungi mereka.

Dari benua Eropa, tepatnya di Inggris, kebiasaan menyebar kartu nama ini kemudian mulai dikenal dan akhirna ditiru oleh masyarkat Amerika Serikat. Perusahaan pertama yang menggunakan kartu nama adalah yang bergerak pada bidang property.

3. Masa modern

Pada masa kini desain kartu nama yang simple dan kreatif mutlak diperlukan. Semakin kreatif bentuknya (tidak melulu persegi dengan ukuran tertentu), semakin merepresentasikan kegiatan atau usaha bisnis yang dilakukan. Pun, akan menarik minat networking dan pelanggan baru. Hal ini tak pelak akan membantu memperlancar dan mengembangkan usaha menjadi semakin sukses dan maju. Kita bisa membuatnya dengan mudah di situs www.praktisprint.com.Setelah desain sudah jadi bisa langsung di cetak.